Bappeda Babel Lakukan Penelitian Dampak Positif Ekonomi dan Kerusakan Lingkungan Akibat Aktivitas Pertambangan Timah, Ini Kesimpulannya

Pangkalpinang, Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bekerjasama dengan ITB dan UBB melakukan penelitian mengenai Analisis Dampak Positif Ekonomi dan Kerusakan Lingkungan Akibat Aktivitas Pertambangan Timah.

Peneliti dari Bappeda Kep. Babel Sulista menjelaskan, penelitian yang dilakukan selama tiga bulan bertujuan untuk memetakan dampak externalitas (sosial dan lingkungan) yang dihasilkan dari sektor pertambangan, menganalisis dan mengukur besarnya nilai dampak ekonomi yang lebih luas, yang mengacu pada jumlah dampak langsung, tak langsung, dan induced effects serta menganalisis biaya dan manfaat.

"Ada dua dampak yang diukur pada saat penelitian, yang pertama dampak pertambangan di tingkat lokal dan kedua dampak pertambangan di tingkat regional. Untuk tingkat lokal ditimbulkan oleh tambang inkonvensional sedangkan untuk tingkat regional oleh tambang skala besar," kata Sulista pada saat Diseminasi Hasil Penelitian Pertambangan "Analisis Dampak Positif Ekonomi dan Kerusakan Lingkungan Akibat Aktivitas Pertambangan Timah" di ruang rapat Pulau Ketawai, Selasa (27/11).

Terkait metode penelitian, untuk dampak lokal dilakukan pengumpulan data primer melalui wawancara dan kuesioner guna mengukur dampak lokal dengan di fokuskan di desa sekitar tambang, yaitu Desa Bencah, Desa Nyelanding dan Desa Delas. Untuk data sekunder dilakukan melalui studi literatur.

Sedangkan dampak regional, pengumpulan data sekunder dilakukan dengan Studi literatur dan data dari Instansi Pemerintah, Perusahaan Pertambangan, dan BPS.

Dari hasil penelitian tersebut menghasilkan tiga kesimpulan, pertama, di tingkat regional, pertambangan memberikan kontribusi yang cukup signifikan meskipun tidak mendominasi struktur ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kedua, meskipun demikian, pertambangan khususnya timah mempunyai nilai strategis yang cukup penting tidak hanya bagi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, namun juga di Indonesia.

Ketiga, di tingkat masyarakat lokal, pertambangan memberikan pendapatan yang cukup signifikan.

Untuk dampak pertambangan di tingkat regional, peneliti dari ITB Fadhila Achmadi Rosyid menjelaskan, pertambangan memberikan kontribusi yang cukup signifikan meskipun tidak mendominasi struktur ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Bila dilihat dari PDRB Prov. Kep. Babel, sektor pertambangan berkontribusi sekitar 15 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), berada di nomor tiga, dibawah sektor pertanian dan sektor industri pengolahan berada di nomor satu.

Namun menurut Fadhila Achmadi Rosyid, sektor pertambangan posisinya penting dan krusial, karena pertambangan timah merupakan keunggulan dari Prov. Kep. Babel. Keunggulan tersebut harus ditangkap oleh industri hilir yaitu industri pengolahan. Apabila tambang dihentikan, industri pengolahan akan mandek yang mengakibatkan PDRB akan turun.

"Sekarang tugasnya bagaimana untuk mengatur kedua sektor tadi, kedua sektor ini perlu di tata dengan baik, karena sektor ini strategis, tidak hanya untuk Babel tapi untuk Indonesia," kata Fadhila Achmadi Rosyid.

Terkait dampak lokal Fadhila Achmadi Rosyid menambahkan, walaupun pertambangan memberikan pendapatan yang cukup signifikan, pertambangan tidak menyentuh akar yang paling bawah. Ini dikarenakan adanya rente ekonomi yang besar, yang menikmati sebetulnya bukan level masyarakat, tapi pada level pengusaha.

"Ini terlihat pada surplus usaha yang besar, surplus ini dinikmati pemodal yang punya uang, untuk masyarakat mereka hanya menerima pendapatan yang tidak besar, ini menjadi tugas kita bersama untuk mengembangkan sektor tambang timah agar dapat memberikan kontribusi yang optimal," ungkapnya.

Hasil wawancara dan kuesioner

Terkait hasil wawancara dan kuesioner yang dilakukan di Desa Bencah, Desa Nyelanding dan Desa Delas, Sulista menjelaskan, 17,91 persen responden memandang baik keberadaan PT. Timah TBK.

Responden memandang, PT. Timah Tbk turut berkontribusi dalam penyediaan rumah layak huni, pengerukan aliran sungai pada saat banjir, dan bantuan sosial sembako murah ataupun sunat massal, serta beberapa penduduk juga bermitra dengan PT. Timah dalam melakukan kegiatan penambangan.

Sedangkan sikap masyarakat terhadap keberadaan tambang rakyat, 50,75 persen responden menganggap baik. Ini dikarenakan keberadaan tambang rakyat dianggap dapat menjadi alternatif ekonomi ditengah turunnya harga komoditas pertanian terutama sawit rakyat, pendapatan utama sebagian penduduk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta tambahan penghasilan di luar sektor pertanian.

"Dari kesimpulan hasil wawancara dan kuesioner, setidaknya ada lima dampak yang dirasakan masyarakat dengan adanya tambang, seperti adanya peningkatan pendapatan, kerusakan sungai, perubahan bentang alam, konflik penambang dengan masyarakat serta konflik antara sesama penambang," ungkapnya.

Berikut paparan hasil penelitian Analisis Dampak Positif Ekonomi dan Kerusakan Lingkungan Akibat Aktivitas Pertambangan Timah

https://drive.google.com/open?id=1DWAC5Pzjy9arcppRRgu1vVpAliDLks8p

Penulis: 
Rizky Fitrajaya
Sumber: 
Bappeda Kep. Babel