IKLI untuk Laut Sehat dan Ekonomi Biru Babel

   

Pangkal Pinang - Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) inisiasi Riset Indeks Kesehatan Laut Daerah (IKLD) Bangka Belitung di ruang Video Conference pada Selasa, 27 Agustus 2024. Riset IKLD merupakan bagian dari penelitian dan pengembangan perikanan dan kelautan  yang dilaksanakan oleh Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang).       

Kepala Bidang Litbang Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rusdi, menyampaikan kerangka dan tujuan pelaksanaan Riset Inisiasi IKLD Bangka Belitung yag didasarkan pada arah kebijakan pengembangan wilayah Bangka Belitung dalam perencanaan pembangunan jangka panjang (RPJP) yaitu Mandala Quality Tourism dan Ekonomi Biru. Sebagai salah satu daerah kepulauan yang melaksanakan pembangunan ekonomi biru sebagai penggerak perekonomian daerah secara berkelanjutan, maka riset mengenai Indeks Kesehatan Laut Daerah Bangka Belitung perlu diinisiasi oleh daerah sebagai salah satu indikator capaian pembangunan ekonomi biru.     

Prof.Dr. Ir. Dietriech G. Bengen, DEA., dari IPB University selaku pakar sekaligus Tim Penyusun Pedoman Indeks Kesehatan Laut Indonesia, menyampaikan urgensi penghitungan Indeks Kesehatan Laut (IKL) bagi daerah. IKL merupakan indikator untuk menujukkan status kesehatan ekosistem laut dalam area atau batasan geografis tertentu pada waktu (tahun) tertentu. Tujuan indeks ini adalah mewujudkan ekosistem laut yang sehat serta mengevaluasi program dan kegiatan yang mendasari pencapaian tujuan tersebut. Indeks bernilai terendah 0 dan tertinggi 100. Semakin tinggi nilai indeks, semakin baik kondisi kesehatan laut.

Secara spesifik, tujuan IKLI adalah (1) Sebagai indikator pencapaian pembangunan kelautan dan perikanan yang dievaluasi berdasarkan target-target pembangunan tahunan; (2) Sebagai indikator untuk membandingkan kondisi kesehatan laut secara spasial, antar wilayah, atau antar provinsi; (3) Sebagai indikator untuk mengukur kinerja pembangunan kelautan dan perikanan antar waktu atau secara periodik; (4) Sebagai input atau umpan-balik dalam penyusunan program pembangunan kelautan dan perikanan di tingkat provinsi dan nasional; (5) Meningkatkan kegunaan dan dampak pembangunan kelautan dan perikanan, khususnya bagi penduduk lokal dan ekonomi wilayah. Tujuan tersebut selanjutnya dijabarkan dalam variabel, indikator, tipe titik acuan, titik acuan, data dan skala acuan yang digunakan, serta sumber data. Prinsip dasar metode estimasi IKLI adalah menghitung indeks kumulatif seluruh tujuan, variabel atau indikator.

Pengukuran IKL merupakan langkah strategis yang dapat diterapkan oleh masing-masing pemerintah daerah yang memiliki wilayah laut dan pesisir dalam memotret, memutakhirkan data, dan menganalisisnya secara integral menjadi suatu indeks keberhasilan tata kelola pembangunan dari daerah tersebut dalam mengelola laut dan pesisirnya agar sehat secara lingkungan, dan memberikan manfaat kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat secara berkelanjutan. Dengan dimutakhirkannya indeks ini secara berkala, misal setiap 5 (lima) tahun, maka tata kelola laut dan pesisir masing-masing daerah/provinsi akan terpantau, terukur dan terevaluasi dengan baik. Agregasi dari capaian IKLI daerah/provinsi akan mencerminkan Kesehatan Laut Indonesia secara utuh. 

FGD ini dikuti oleh peserta dari DKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Program Studi Ilmu Kelautan dan Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan UBB, serta staf dan pejabat fungsional Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Beberapa hal yang diperoleh dari diskusi dan Brainstorming antara lain adalah bahwa IKLI dapat juga menjadi indikator implementasi Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) dengan menyesuaikan tujuan, varibel, dan indikator berdasarkan RZWP3K; perlunya ketersediaan data yang valid dari masing-masing wali data di tingkat sektoral agar nilai IKLI yang diestimasikan dapat menandakan tingkat capaian eksisting pembangunan kelautan dan perikanan sebenarnya; serta ahli (expert) dalam menentukan bobot masing-masing variabel yang menjadi dasar estimasi IKLI.


IKLI for Healthy Sea and Blue Economy of Babel

Bappeda of Kepulauan Bangka Belitung Province held a Focus Group Discussion (FGD) on the Bangka Belitung Regional Ocean Health Index (IKLD) Research initiation in the Video Conference room on Tuesday, August 27, 2024. IKLD research is part of the fisheries and marine research and development carried out by the Research and Development (R&D) Division. 

The Head of the R&D Division of the Kepulauan Bangka Belitung Province Bappeda, Rusdi, explained the framework and objectives of the Bangka Belitung IKLD Initiation Research implementation, which was based on the direction of the Bangka Belitung regional development policy in the long-term development plan (RPJP), namely the Mandala of Quality Tourism and Blue Economy. As one of the archipelagic regions implementing blue economy development as a sustainable driver of the regional economy, research on the Bangka Belitung Regional Ocean Health Index should be initiated by the local government, as one of the indicators of blue economy development achievement. 

Prof. Dr. Ir. Dietriech G. Bengen, DEA, from IPB University as an expert, as well as a member of the Indonesian Ocean Health Index Guidelines Drafting Team, presented the urgency of calculating the Ocean Health Index (IKL) of a region. IKL is an indicator that shows the health status of marine ecosystems within a certain area or geographical boundary at a certain time (year). This index aims to realize a healthy aquatic ecosystem and evaluate the programs and activities that underlie the achievement of this goal. The index has a range value of 0 to 100. The higher the index value, the better the ocean health condition.

Specifically, the objectives of IKLI are (1) As an indicator of the achievement of marine and fisheries development evaluated based on annual development targets; (2) As an indicator to compare ocean health conditions spatially, among regions or provinces; (3) As an indicator to measure the performance of marine and fisheries development over time or periodically; (4) As input or feedback in the preparation of marine and fisheries development programs at the provincial and national levels; and (5) to increase the usefulness and impact of marine and fisheries development, especially for the local population and regional economy. These objectives are further elaborated in variables, indicators, types of reference points, reference points, data and reference scales used, and data sources. The basic principle of the IKLI estimation method is to calculate the cumulative index of all objectives, variables, or indicators.

Measuring IKL is a strategic step that can be applied by each local government that has marine and coastal areas in picturing, updating,  and analyzing data integrally into an index of success in the development governance of a region in managing its marine and coastal areas so that they are environmentally healthy, and in providing the economic and social welfare benefits to the community in a sustainable manner. By updating this index regularly, for example every 5 (five) years, marine and coastal governance of each region/province will be monitored, measured, and evaluated properly. The aggregation of regional/provincial IKLI achievements will reflect Indonesia's whole ocean health.

The participants of the FGD were from the Marine and Fishery Office (DKP) of Kepulauan Bangka Belitung Province, the Marine Science Study Program and the Aquatic Resources Management Study Program of Bangka Belitung University, and technical staff members and functional officers of Kepulauan Bappeda Bangka Belitung Province. The discussion concludes that IKLI can also be an indicator of the implementation of the Coastal Zone and Small Islands Zoning Plan (RZWP3K) by adjusting the objectives, variables, and indicators based on RZWP3K; the need for the availability of valid data from each data guardian at the sectoral level so that the estimated IKLI value can indicate the actual level of existing achievement of marine and fisheries development; and the needs for expertise in determining the weight of each variable used as the basis for estimating IKLI.

Penulis: 
Yeyen Mardyani
Translator: 
Adi MishaDi
Editor: 
Rusni Budiati
Sumber: 
Litbang Bappeda Babel