Pangkalpinang – Bertempat di ruang rapat Pulau Ketawai, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengadakan rapat Sinkronisasi Indikator Perumahan dan Kawasan Permukiman, Air Bersih, Sanitasi, dan Air Baku, Kamis (25/07/2024). Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan, Bappeda Kep. Babel, Martini.
Martini menyampaikan bahwa rapat dilaksanakan untuk sinkronisasi baseline dan target indikator utama pembangunan pada rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan kabupaten/kota tahun 2025-2045. Indikator yang dimaksud adalah pertama, rumah tangga dengan akses hunian layak, terjangkau dan berkelanjutan; kedua, akses rumah tangga perkotaan terhadap air siap minum perpipaan; ketiga, akses air minum aman; keempat, rumah tangga dengan akses sanitasi aman; dan kelima, kapasitas air baku (m3/detik).
Sustainable Development Goals (SDGs) mengamanatkan penyediaan air minum dan sanitasi. Martini juga menyampaikan keterkaitan hal tersebut dengan Goal 6 yaitu menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua, serta Goal 11 mewujudkan perkotaan dan kawasan permukiman yang inklusif, aman, berketahanan, dan berkelanjutan. Ketersediaan air minum dan sanitasi menjadi semakin penting karena 73 persen kejadian diare disebabkan oleh ketersediaan dan kualitas air minum, serta kelayakan sanitasi dan higienitas yang rendah.
"Lima belas persen kejadian stunting disebabkan oleh kejadian diare pada anak, akibat rendahnya kualitas air minum dan sanitasi aman," Martini menjelaskan.
Hasil Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga yang dilakukan Kemenkes (2020), ditemukan bahwa 7 dari 10 rumah tangga masih mengonsumsi air minum yang terkontaminasi E.coli. Selain itu, 82 persen sumur gali dan mata air yang tidak terlindungi, terkontaminasi E. coli, sedangkan tingkat kontaminasi pada air permukaan mencapai kurang dari 91 persen.
Hadir sebagai narasumber dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (PUPRPRKP) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Babel Gov’t Synchronizes Clean Water Sanitation and Raw Water Indicators
Pangkalpinang - Taking place in the Pulau Ketawai meeting room of Bappeda, the Provincial Government of Kepulauan Bangka Belitung held a meeting to synchronize indicators of housing and settlement areas, clean water, sanitation, and raw water on Thursday (25/07/2024). The Head of Infrastructure and Spatial Affairs of Bappeda, Martini, opened this activity.
Martini said that the meeting was held to synchronize the baseline and target of the main development indicators in the Regional Long-Term Development Plan (RPJPD) draft of Kepulauan Bangka Belitung Province and regency/city of 2025-2045. The indicators in question are first, households with access to decent, affordable, and sustainable housing; second, urban households with access to piped ready-to-drink water; third, access to safe drinking water; fourth, households with access to safe sanitation; and fifth, raw water capacity (m3/second).
Sustainable Development Goals (SDGs) mandate the provision of drinking water and sanitation. Martini also explained the connection of water and sanitation with Goal 6, which ensures the availability and sustainable management of clean water and sanitation for all, and Goal 11, which is to realize inclusive, safe, resilient, and sustainable urban and settlement areas. The availability of drinking water and sanitation becomes increasingly important because 73 percent of diarrhea incidents are caused by the availability and quality of drinking water and low sanitation and hygiene feasibility.
“Fifteen percent of stunting is caused by diarrhea in children, due to the low quality of drinking water and safe sanitation,” Martini explained.
The Household Drinking Water Quality Study conducted by the Ministry of Health (2020) found that 7 out of 10 households still consume drinking waterinfected with E.coli. In addition, 82 percent of unprotected dug wells and springs are contaminated with E. coli, while the level of contamination in surface water reaches less than 91 percent.
Present as resource persons were from the Regional Settlement Infrastructure Center (BPPW) for Kepulauan Bangka Belitung Province and the Public Works and Spatial Planning and Public Housing and Settlement Areas (PUPRPRKP) Office of Kepulauan Bangka Belitung Province.