Pangkal Pinang – Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Eko Kurniawan, membuka Lokakarya Penyusunan Rencana Aksi Pengelolaan Mangrove, Selasa, 26 Agustus 2025 di Hotel Aston Emidary, Pangkalpinang. Dalam sambutannya, Eko Kurniawan menyampaikan bahwa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki ekosistem mangrove seluas 66.712 hektare yang menempati urutan ke-14 dari 38 provinsi di Indonesia.
“Kondisi mangrove di Bangka Belitung didominasi oleh mangrove berusia ratusan tahun yang masih sehat, sehingga menghasilkan berbagai komoditas biota bernilai tinggi, mulai dari kepiting, kerapu, udang, hingga kerang-kerangan,” ujar Eko Kurniawan dalam sambutannya.
Lebih lanjut, ia menegaskan komitmen pemerintah provinsi dalam pengelolaan dan perlindungan ekosistem mangrove yang sejalan dengan arah kebijakan pembangunan daerah bertema ekonomi biru.
“Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai komitmen yang sangat besar terhadap upaya-upaya pengelolaan dan perlindungan ekosistem mangrove sebagaimana arah kebijakan pembangunan daerah yang mengangkat tema ekonomi biru,” tegasnya.
Eko juga menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) beserta mitra pendukungnya, Yayasan Tahija, atas kontribusi dalam penyusunan rencana aksi konservasi mangrove.
“Kami menyambut baik hadirnya program YKAN di Bangka Belitung, yang secara konsep dan tujuan didasarkan pada kajian ilmiah untuk mendukung program strategis daerah, khususnya pengelolaan kawasan pesisir terpadu,” jelasnya.
Rencana aksi yang disusun nantinya akan melibatkan berbagai pihak, baik dari unsur pemerintah pusat maupun daerah, akademisi, swasta, hingga kelompok masyarakat.
“Rencana aksi ini akan menghasilkan perencanaan terpadu yang dapat menjadi pedoman bersama bagi semua pihak dalam melestarikan mangrove, sehingga pencapaian pembangunan berkelanjutan dapat terwujud,” pungkas Eko Kurniawan.
Babel Commits to Managing and Protecting Mangrove Ecosystem
Pangkal Pinang – Eko Kurniawan, the Expert Staff on Economy, Finance, and Development of Provincial Government of Kepulauan Bangka Belitung, opened the Workshop on Mangrove Management Action Plan Formulation, on Tuesday (26/08/2025) at Aston Emidary Hotel, Pangkalpinang. Eko reveals that Kepulauan Bangka Belitung has a mangrove ecosystem of around 66,712 ha, ranked 14th out of 38 provinces of Indonesia.
“Mangroves in Kepulauan Bangka Belitung are dominated by hundreds of years of age of healthy mangroves that support various high-value biotas, like crabs, groupers, shrimps, and clams,” he said in his welcoming remark.
In addition, he further emphasized the provincial government's commitment to managing and protecting mangrove ecosystems, which aligns with the regional development policy's focus on the blue economy theme.
“The Provincial Government of Kepulauan Bangka Belitung is strongly committed to the efforts to manage and protect mangrove ecosystems, in line with the regional development policy direction that brings up the blue economy theme,” he said.
Eko also expressed his appreciation to the Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Foundation and its supporting partners, the Tahija Foundation, for their contributions to the development of the Mangrove Conservation Action Plan.
"We welcome the YKAN program in Bangka Belitung, which is conceptually and objectively based on scientific studies, to support strategic regional programs, particularly in integrated coastal area management," he explained.
The action plan developed will involve various parties, including national and regional governments, academics, the private sector, and community groups.
‘The action plan will create an integrated plan that serves as a common guideline for all parties to conserve mangroves, thereby achieving sustainable development,” said Eko, closing his speech.










